Minggu, 16 Oktober 2016

Praktikum 1 Bahan Bangunan Laut

Dalam melakukan percobaan di dalam laboratorium, praktikan diharapkan selalu memperhatikan keselamatan dan keamanan pengerjaan dengan menggunakan peralatan safety yang sesuai saat praktikum sedang berlangsung. seperti contoh pada foto ini




PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT
Tujuan Percobaan
Menghitung berat volume agreagat halus, kasar, atau campuran

Penjelasan Umum
Berat volume agregat digunakan untuk menentukan proprosi agregat yang digunakan dalam campuran. Berat volume agregat dapat diartikan adalah perbandingan antara berat material kering dengan volumenya

Alat
  • Timbangan dengan ketelitian 0.1% berat contoh
  • Talam kapasistas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
  • Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm yang ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat
  • Mistar perata 
  • Sekop
  • Wadah baja cukup berbentuk silinder dengan alat pemegang sesuai dengan tabel berikut.
Bahan
  • Agregat halus
  • Agregat kasar

Gambar 1. Agregat Halus dan kasar 



Prosedur

Agregat Halus Gembur 
1. Siapkan ember baja
Wadah baja yang digunakan dalah dengan spesifikasi 2,781 liter dan massa 2,676 kg

2. Masukkan pasir ke dalam wadah baja hingga penuh

3. Ratakan permukaan dengan menggunakan tongkat
4. Timbang dan catat beratnya
Saat ditimbang, angka pada timbangan menunjukan 6679 gram. Berat tersebut bukan berat isi agregat halus, melainkan berat isi agregat halus dan berat wadah baja

Agregat Halus Padat
1. Masukkan pasir ke dalam wadah baja kirakira 1/3 wadah.

2. Tumbuk menggunakan tongkat sebanyak 25x agar padat dan merata

3. Masukkan pasir ke dalam wadah baja hingga 2/3 bagian wadah
4. Tumbuk sebanyak 25x
5. Masukan kembali pasir ke dalam wadah hingga penuh
6. Tumbuk sebanyak 25x

7. Jika belum penuh, tambahkan pasir lalu ratakan menggunakan tongkat
8. Timbang dan catat beratnya


Agregat Kasar Gembur 
1. Siapkan ember baja
2. Masukkan kerikil  ke dalam wadah baja hingga penuh
3. Ratakan permukaan dengan menggunakan tongkat

4. Timbang dan catat beratnya


Agregat Kasar Padat
1. Masukkan Kerikil ke dalam wadah baja kirakira 1/3 wadah.
2. Tumbuk menggunakan tongkat sebanyak 25x agar padat dan merata
3. Masukkan kerikil ke dalam wadah baja hingga 2/3 bagian wadah
4. Tumbuk sebanyak 25x
5. Masukan kembali kerikil ke dalam wadah hingga penuh
6. Tumbuk sebanyak 25x 
7. Jika belum penuh, tambahkan kerikil lalu ratakan menggunakan tongkat
8. Timbang dan catat beratnya


Hasil Percobaan
Tabel Hasil Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus
Observasi I / kelompok A
Padat
Gembur
A.                       Volume  wadah
2,781 liter
2,781 liter
B.                        Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C.                        Berat wadah + benda uji
7,025 kg
6,679 kg
D.                       Berat benda uji (C-B)
4,349 kg
4,003 kg
Berat volume :    
1,5638 kg/l
1,4394 kg/l
Observasi II/ Kelompok B
Padat
Gembur
A.                       Volume  wadah
2,781 liter
2,781 liter
B.                        Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C.                        Berat wadah + benda uji
7,068 kg
6,742 kg
D.                       Berat benda uji (C-B)
4,392 kg
4,048 kg
Berat volume :    
1,52 kg/l
1,46 kg/l
Observasi III/ Kelompok C


Padat
Gembur
A.                       Volume  wadah
2,781 liter
2,781 liter
B.                        Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C.                        Berat wadah + benda uji
7,029 kg
6,803 kg
D.                       Berat benda uji (C-B)
4,252 kg
4,127 kg
Berat volume :    
1,5652 kg/l
1,4839 kg/l
Berat volume Rata-rata
1,569 kg/l
1,4611 kg/l



Tabel Hasil Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar
Observasi I / kelompok A
Padat
Gembur
A.      Volume  wadah
   2,781 liter
2,781 liter
B.      Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C.      Berat wadah + benda uji
6,690 kg
6,269 kg
D.      Berat benda uji (C-B)
4,014 kg
3,593 kg
Berat volume :    
         1,443 kg/l
1,292 kg/l
Observasi II /kelompok B
Padat
Gembur
A.      Volume  wadah
  2,781 liter
2,781 liter
B.      Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C.      Berat wadah + benda uji
6,759 kg
6,262 kg
D.      Berat benda uji (C-B)
4,083 kg
3,586 kg
Berat volume :    
1,47 kg/l
1,289 kg/l
Observasi III /kelompok C


Padat
Gembur
A.      Volume  wadah
  2,781 liter
2,781 liter
B.      Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C.      Berat wadah + benda uji
6,587 kg
6,274 kg
D.      Berat benda uji (C-B)
3,911 kg
3,598 kg
Berat volume :    
1,406 kg/l
1,2894 kg/l
Berat Volume Rata-Rata
1,4396 kg/l
1,289 kg/l


Analisa

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume agregat kasar pada kondisi gembur dan kondisi padat masing masing adalah 1,289 kg/ltr dan 1,4396 kg/ltr, sedangkan volume agregat halus pada kondisi gembur dan kondisi padat masing masing adalah 1,4611 kg/ltr dan 1,569kg/ltr. Pada kondisi padat volume agregat akan lebih besar, dikarenakan dalam wadah baja yang di tumbuk agregat yang didalamnya menjadi padat dan rongga antar agregat semakin kecil sehingga diperoleh data yang lebih baik.



ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

Tujuan Percobaan 
Menentukan distribusi ukuran partiket dari agregat halus dan kasar dengan uji saringan

Alat
  • Timbangan dengan neraca ketelitian 0,2% dari berat benda uji
  • Satu set saringan dengan ukuran:
Tabel Spesifikasi Saringan Agregat Halus
Nomor Saringan
Ukuran Lubang
Keterangan : berat minimum
Contoh : 2000 gr
mm
Inci
-
9,5
3/8
No. 4
4,75
-
No. 8
2,36
-
No. 16
1,18
-
No. 30
0,60
-
No. 50
0,003
-
No. 100
0,150
-
No. 200
0,075
-
Tabel Spesifikasi Saringan Agregat Kasar
Nomor Saringan
Ukuran Lubang
Keterangan : berat minimum
Contoh : 2000 gr
mm
Inci
-
25,4
1
-
19,0
3/4
-
9,5
3/8
No. 4
4,75
-
No. 8
2,36
-
No. 30
0,60
-
  • Wadah
  • Sekop
  • Bahan
  • Agregat halus dan kasar yang sudah dikeringkan 

Prosedur
Agregat halus 

1. Ambil contoh pasir sebanyak 500 gr.
2. Masukkan ke dalam set saringan agregat halus.


3. Goyangkan menggunakan tangan.

4. Timbang agregat yang tertahan di setiap saringan
5. Timbang agregat yang ada di pan

Agregat kasar

1. Ambil contoh kerikil sebanyak 2000 gr.

2. Masukkan ke dalam set saringan agregat kasar.

3. Goyangkan menggunakan tangan.

4. Timbang agregat yang tertahan di setiap saringan.
5. Timbang agregat yang ada di pan.
Proses penimbangan agregat kasar yang lolos saringan ukuran 9,5 mm


Hasil Percobaan
Tabel Analisis Saringan Agregat Halus

Ukuran Saringan (mm)
Berat Tertahan (gram)
Persentase Tertahan
(%)
Persentase Tertahan Kumulatif
(%)
Persentase Lolos Kumulatif
(%)
SPEC ASTM C33-90
9.5
0
0
0
100
100
4.75
0
0
0
100
95-100
2.36
54
10.8
10.8
89.2
80-100
1.18
159
31.8
42.6
57.4
50-85
0.6
167
33.4
76
24
25-60
0.3
74
14.8
90.8
9.2
10-30
0.15
38
7.6
98.4
1.6
2-10
0.075
7
1.4
99.8
0.2

PAN
1
0.2
100
0

Modulus Kehalusan: 4,184




       Tabel Analisis Saringan Agregat Kasar

Ukuran Saringan (mm)
Berat Tertahan (gr)
Persentase Tertahan
(%)
Persentase Tertahan Kumulatif
(%)
Persentase Lolos Kumulatif
(%)
SPEC ASTM C33-90
25.4
0
0
0
100
100
19.0
229
11.45
11.45
88.55

9.5
1552
77.6
89.05
10.95

4.75
180
9
98.05
1.95
0-10
2.38
35
1.75
99.8
0.2
0-5
0.60
3
0.15
99.95
0.05


PAN
1
0.05
100
0
Modulus Kehalusan : 3.982




         Tabel Rata – Rata Modulus Kehalusan Agregat

Modulus kehalusan agregat kasar
Modulus kehalusan agregat Halus
Kelompok A
2,98
Kelompok A
4,18
Kelompok B
2,066
Kelompok B
3,96
Kelompok C
2,84
Kelompok C
4,12
RATA-RATA
2,96
RATA-RATA
4,09

Analisa 
Pemeriksaan gradasi agregat dilakukan untuk mendapatkan nilai Modulus Kehalusan. Modulus kehalusan adalah suatu nilai yang digunakan untuk menjadi ukuran kehalusan atau kekasaran butir agregat. Semakin besar nilai Modulus Kehalusan, semakin besar butir butir agregatnya. Dari hasil percobaan, nilai Modulus Kehalusan Agregat halus adalah 4,09. Hal ini belum sesuai dengan syarat yakni diantara 1,5 - 3,8 sehingga depat disimpulkan bahwa agregat halus kurang baik bila digunakan sebagai material beton. Nilai Modulus Kehalusan Agregat Kasar adalah 2,963. Hal ini belu sesuai dengan syarat yakni diantara 6,5 - 7,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat kasar kurang baik bila digunakan sebagai material beton.
Kondisi ini tidak ideal karena kemungkinan terdapat kesalahan saat mengayak saringanm sehingga misalnya partikel yang seharusnya lolos saringan tidak bisa lolos karena tertahan partikel yang tidak lolos menutupi lubang saringan



PEMERIKSAAN KADAR ORGANIK DALAM AGREGAT HALUS

Tujuan 
Pemeriksaan kadar organik pada agregat halus dimaksudkan untuk mengetahui kadar organik yang terkandung dalam agregat halus. Kandungan bahan organik yang melebihi batas yang diijinkan dalam agregat halus dapat mempengaruhi mutu beton yang direncenakan

Alat
  • Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet atau gabus atau bahan penutup lainnya yang tidak beraksi terhadap NaOH. Volume gelas = 350 ml
  • Standar warna (Organik Plate)
  • Larutan NaOH 350 ml
Bahan
Pasir dengan volume 115 ml (1/3 volume botol)

Prosedur

  1. Masukkan pasir kedalam botol
  2. Tambahkan larutan NaOH 3% (3 gram NaOH dalam 97 ml air)
  3. Kocok botol tersebut lalu diamkan 24 jam
  4. Setelah 24 jam, bandingkan dengan warna No.3
Hasil Pengamatan
Warna air yang berada dalam botol berubah menjadi kuning dan bila dibandingkan dengan standar warna no. 3

Analisa
Warna larutan tidak menunjukan warna kuning pekat yang berarti pasir tersebut tidak mengandung bahan organik yang melebihi batas wajar yakni tidak melebihi warna No. 3 organik plate. Dengan demekian, agregat layak digunakan dalam mix design.



PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT

Tujuan 
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan besarnya kadar air yang tergantung dalam agregat engan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat agregat dalam kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam persen. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi takaran air untuk adukan beton yang di sesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan.

Alat
  • Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh
  • Oven 
  • Talam logam tahan karat
Bahan
Contoh agregat kasar dan agregat halus 500 g

Prosedur
1. Benda uji dimasukkan kedalam talam. kemudian berat talam ditambah benda uji ditimbang. Berat dicatat sebagai W2.
Penimbangan agregat halus didalam talam.

Penimbangan agregat kasar di dalam talam

2. Berat benda uji dihitung dengan persamaan W3 = W2 - W1
3. Contoh benda uji dikeringkan bersama talam dalam oven pada suhu (110 +- 5) C hingga beratnya tetap
Contoh agregat kasar dan halus diberi label agar tidak tertukar. lalu contoh agregat dimasukkan kedalam oven dan dibiarkan selama 24 jam

4. Setelah kering contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta talam (W4
5. Berat benda uji kering dihitung dengan persamaan W5 = W4 - W1
Berat agregat halus yang sudah di keringkan dalam oven ditimbang bersama talam menunjukkan angka 595 gram

Berat agregat kasar yang sudah dikeringkan dalam oven ditimbang bersama talam mennunjukkan angka 3255 gram


Hasil Pengamatan
Tabel  Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus

Observasi I / kelompok A
     A.Berat wadah
  149 gram
     B. Berat wadah + benda uji
1643 gram
     C.Berat benda uji (B-A)
1494 gram
     D. Berat benda uji kering
1334 gram
Kadar air :    
11,994 % [KA1]
Observasi II/Kelompok C
      A. Berat wadah
148 gram
      B. Berat wadah + benda uji
1280 gram
       C. Berat benda uji (B-A)
1132 gram
      D. Berat benda uji kering
1020 gram
Kadar air :    
10,98 % [KA2]
Kadar air rata – rata
11,487 %

Tabel  Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar

Observasi I/Kelompok A
A. Berat wadah
  149 gram
B. Berat wadah + benda uji
2267 gram
C. Berat benda uji (B-A)
2118 gram
D. Berat benda uji kering
1972 gram
Kadar air :    
7,403 % [KA1]
Observasi II
A. Berat wadah
161 gram
B. Berat wadah + benda uji
1280 gram
C. Berat benda uji (B-A)
1081 gram
D. Berat benda uji kering
1019 gram
Kadar air :    
5,735 % [KA2]
Kadar air rata – rata
6,569 %
Analisa
Kadar air pada agregat kasar sebesar 6,569% sedangkan agregat halus sebesar 11,487%. Kadar air pada agregat halus lebih banyak dari pada kadar air pada agregat kasar. Hal itu disebabkan karena keadaan awal pasir yang ditempatkan diluar ruangan dalam keadaan lembap, sedangkan agregat kasar ditempatkan di wadah dalam ruangan dalam keadaan kering



PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS

Tujuan 
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan besarnya (persentase) kadar lumpur dalam agregat halus yang digunakan sebagai campuran beton. Kandungan lumpur < 5% merupakan ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton.

Alat
  • Gelas ukur
  • Alat Pengaduk

Bahan
Pasir secukupnya dalam kondisi lapangan

Prosedur 
  • Contoh benda uji dimasukan kedalam gelas ukur
  • Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur
  • Gelas dikocok untuk mencuci agregat halus dari lumpur
  • Simpan gelas pada tempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap setelah 24 jam
  • Ukur tinggi pasir (V1) dan tinggi lumpur (V2)

Hasil Pengamatan
Volume Lumpur = 19 mL
Volume Pasir = 139 mL
Kadar Lumpur = 19/ (139+19) x 100 = 12,025%

Analisa
Kadar lumpur yang terdapat dalam pasir adalah 12,025%. Hal ini kurang baik dijadikan campuran mix design karena jumlah kadar lumpur > 5%.




BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT

Agregat Halus 

Tujuan
Menentukan specific gravity dan penyerapan agregat halus. Dari specific gravity dapat menentukan nilai bulk specific gravity, bulk specific gravity SSD, atau apparent specific gravity

Alat
  • Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram atau kurang yang mempunyai kapasistas minimum sebesar 5000 gram atau lebih
  • Kerangjang besi dengan diameter 203,2 mm (8") dan tinggi 63,5 mm (2,5")
  • Alat penggantung keranjang
  • Oven
  • Handuk atau kain pel
Bahan
Agregat Halus 500 gram

Prosedur
1. Agregat halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi kering dengan indikasi contoh tercurah dengan baik.
2. Sebagian dari contoh dimasukkan dalam metal sand cone mold. Benda uji didapadatkan dengan tongkat pemadat. Jumlah tumbukan adalah 8 kali. kondisi SSD diperoleh jika cetakan diangkat, butir butir pasir longsor / runtuh

3. contoh agregat halus sebesar 500 gram dimasukan kedalam piknometer. Kemudia piknometer diisi dengan air sampai 90% penuh

4. Pisahkan benda uji dari pikno meter dan keringkan pada suhu (212 +- 130) F. Langkah ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam
5. Timbang berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperatur (73,4 +- 3) F dengan ketelitian 0,1 gram


Hasil Pengamatan
Tabel Penentuan Specific Gravity Agregat Halus

Observasi I/ Kelompok A
A.    Berat Piknometer
  171 gram
B.    Berat contoh kondisi SSD
500 gram
C.    Berat piknometer + air + contoh SSD
955 gram
D.    Berat piknometer + air
669 gram
E.     Berat contoh kering
454 gram
Apparent Spesific Gravity :    
2,70 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :  
2,12 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,336 %
Persentase Absorpsi Air :    
10,132 %
Observasi II/Kelompok B
A.    Berat Piknometer
171 gram
B.    Berat contoh kondisi SSD
500 gram
C.    Berat piknometer + air + contoh SSD
954 gram
D.    Berat piknometer + air
669 gram
E.     Berat contoh kering
456 gram
Apparent Spesific Gravity :    
2,67%
Bulk Spesific Gravity (Kering) :    
2,12%
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,33 %
Persentase Absorpsi Air :    
9,65 %
Observasi II/Kelompok C

A.    Berat Piknometer
171 gram
B.    Berat contoh kondisi SSD
500 gram
C.    Berat piknometer + air + contoh SSD
957 gram
D.    Berat piknometer + air
668 gram
E.     Berat contoh kering
425 gram
Apparent Spesific Gravity :    
3,125 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :    
2,014 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,3697 %
Persentase Absorpsi Air :    
17,65 %
RATA-RATA

Apparent Spesific Gravity :    
2,83%
Bulk Spesific Gravity (Kering) :    
2,0846%
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,3431%
Persentase Absorpsi Air :    
12,4767%


Analisa 
Dari hasil percobaan agregat halus, didapat Apprent Specific Gravity sebesar 2,83%, BSG saat kering 2,0846%, BSG saat SSD sebesar 2,3431%, dan presentase absorpsi air sebesar 12,4767%. Data tersebut digunakan untuk menghitung berat koreksi agregat kasar dalam mix concrete design.

Agregat Kasar

Tujuan
Pemeriksaan ini untuk menentukan specific gravity dan penyerapan agregat kasar. Dari specific gravity dapat menentukan nilai bulk specific gravity SSD, atau apparent specific gravity.

Alat
  • Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram dan kapasitas 5000 gram
  • Kerangjang besi dengan diameter 203,2 mm (8") dan tinggi 63,5 mm (2,5")
  • Alat penggantung keranjang
  • Oven
  • Handuk atau kain pel
Bahan
Agregat Kasar 500 gram

Prosedur
1. Benda uji direndam selama 24 jam
2. Benda digulung dengan handuk, sehingga air di permukaan habis, tetapi harus masih tampak lembab (kondisi SSD), kemudian timbang benda uji.

3. Benda uji dimasukkan kedalam kerangjang dan rendam kembali kedalam air.
4. Keringkan benda uji pada temperatur , kemudian didinginkan dan ditimbang.


Hasil Pengamatan
Tabel Penentuan Specific Gravity Agregat Kasar

Observasi I/ Kelompok A
A.    Berat SSD
300 gram
B.    Berat contoh dalam air
1949,5 gram
C.     Berat contoh kering di udara
2890 gram
Apparent Spesific Gravity :    
3,072 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :  
2,751 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,855 %
Persentase Absorpsi Air :    
3,81 %
Observasi II/Kelompok B
A.    Berat SSD
2710 gram
B.    Berat contoh dalam air
1691,5 gram
C.     Berat contoh kering di udara
2652 gram
Apparent Spesific Gravity :    
3,072%
Bulk Spesific Gravity (Kering) :    
2,751%
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,855%
Persentase Absorpsi Air :    
3,81%
Observasi II/Kelompok C

A.    Berat SSD
2789 gram
B.    Berat contoh dalam air
1713,5 gram
C.    Berat contoh kering di udara
2677 gram
Apparent Spesific Gravity :    
2,76 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :    
2,60 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,66 %
Persentase Absorpsi Air :    
2,19 %
RATA-RATA

Apparent Spesific Gravity :    
2,87%
Bulk Spesific Gravity (Kering) :    
2,617%
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,706%
Persentase Absorpsi Air :    
3,33%

Analisa
Dari hasil percobaan untuk agregat kasar, didapat Apparent Specific Gravity sebesar 2,87%; BSG saat kering sebesar 2,617%; dan presentase absorpsi air sebesar 3,33%. Data tersebut digunakan untuk menghitung berat koreksi agregat kasar dalam mix concrete design.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar