Dalam melakukan percobaan di dalam laboratorium, praktikan diharapkan selalu memperhatikan keselamatan dan keamanan pengerjaan dengan menggunakan peralatan safety yang sesuai saat praktikum sedang berlangsung. seperti contoh pada foto ini
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT
Tujuan Percobaan
Menghitung berat volume agreagat halus, kasar, atau campuran
Penjelasan Umum
Berat volume agregat digunakan untuk menentukan proprosi agregat yang digunakan dalam campuran. Berat volume agregat dapat diartikan adalah perbandingan antara berat material kering dengan volumenya
Alat
- Timbangan dengan ketelitian 0.1% berat contoh
- Talam kapasistas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
- Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm yang ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat
- Mistar perata
- Sekop
- Wadah baja cukup berbentuk silinder dengan alat pemegang sesuai dengan tabel berikut.
Bahan
Agregat Halus Gembur
1. Siapkan ember baja
Wadah baja yang digunakan dalah dengan spesifikasi 2,781 liter dan massa 2,676 kg
4. Timbang dan catat beratnya
Saat ditimbang, angka pada timbangan menunjukan 6679 gram. Berat tersebut bukan berat isi agregat halus, melainkan berat isi agregat halus dan berat wadah baja
Agregat Halus Padat
1. Masukkan pasir ke dalam wadah baja kirakira 1/3 wadah.
3. Masukkan pasir ke dalam wadah baja hingga 2/3 bagian wadah
4. Tumbuk sebanyak 25x
5. Masukan kembali pasir ke dalam wadah hingga penuh
7. Jika belum penuh, tambahkan pasir lalu ratakan menggunakan tongkat
8. Timbang dan catat beratnya
Agregat Kasar Gembur
1. Siapkan ember baja
2. Masukkan kerikil ke dalam wadah baja hingga penuh
4. Timbang dan catat beratnya
Agregat Kasar Padat
1. Masukkan Kerikil ke dalam wadah baja kirakira 1/3 wadah.
2. Tumbuk menggunakan tongkat sebanyak 25x agar padat dan merata
3. Masukkan kerikil ke dalam wadah baja hingga 2/3 bagian wadah
4. Tumbuk sebanyak 25x
5. Masukan kembali kerikil ke dalam wadah hingga penuh
6. Tumbuk sebanyak 25x
7. Jika belum penuh, tambahkan kerikil lalu ratakan menggunakan tongkat
Hasil Percobaan
Tabel Hasil
Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus
Observasi I / kelompok A
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A.
Volume wadah
|
2,781 liter
|
2,781 liter
|
B.
Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
C.
Berat wadah + benda uji
|
7,025 kg
|
6,679 kg
|
D.
Berat benda uji (C-B)
|
4,349 kg
|
4,003 kg
|
Berat volume :
|
1,5638 kg/l
|
1,4394 kg/l
|
Observasi II/ Kelompok B
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A.
Volume wadah
|
2,781 liter
|
2,781 liter
|
B.
Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
C.
Berat wadah + benda uji
|
7,068 kg
|
6,742 kg
|
D.
Berat benda uji (C-B)
|
4,392 kg
|
4,048 kg
|
Berat volume
:
|
1,52 kg/l
|
1,46 kg/l
|
Observasi III/ Kelompok C
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A.
Volume wadah
|
2,781 liter
|
2,781 liter
|
B.
Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
C.
Berat wadah + benda uji
|
7,029 kg
|
6,803 kg
|
D.
Berat benda uji (C-B)
|
4,252 kg
|
4,127 kg
|
Berat volume :
|
1,5652 kg/l
|
1,4839 kg/l
|
Berat volume Rata-rata
|
1,569 kg/l
|
1,4611 kg/l
|
Tabel Hasil
Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar
Observasi I / kelompok A
|
|||
Padat
|
Gembur
|
||
A. Volume
wadah
|
2,781 liter
|
2,781 liter
|
|
B. Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
|
C. Berat wadah +
benda uji
|
6,690 kg
|
6,269 kg
|
|
D. Berat benda
uji (C-B)
|
4,014 kg
|
3,593 kg
|
|
Berat volume :
|
1,443 kg/l
|
1,292 kg/l
|
|
Observasi II /kelompok B
|
|||
Padat
|
Gembur
|
||
A. Volume
wadah
|
2,781 liter
|
2,781 liter
|
|
B. Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
|
C. Berat wadah +
benda uji
|
6,759 kg
|
6,262 kg
|
|
D. Berat benda
uji (C-B)
|
4,083 kg
|
3,586 kg
|
|
Berat volume :
|
1,47 kg/l
|
1,289 kg/l
|
|
Observasi III /kelompok C
|
|||
Padat
|
Gembur
|
||
A. Volume
wadah
|
2,781 liter
|
2,781 liter
|
|
B. Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
|
C. Berat wadah +
benda uji
|
6,587 kg
|
6,274 kg
|
|
D. Berat benda
uji (C-B)
|
3,911 kg
|
3,598 kg
|
|
Berat volume :
|
1,406 kg/l
|
1,2894 kg/l
|
|
Berat
Volume Rata-Rata
|
1,4396 kg/l
|
1,289 kg/l
|
Analisa
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume agregat kasar pada kondisi gembur dan kondisi padat masing masing adalah 1,289 kg/ltr dan 1,4396 kg/ltr, sedangkan volume agregat halus pada kondisi gembur dan kondisi padat masing masing adalah 1,4611 kg/ltr dan 1,569kg/ltr. Pada kondisi padat volume agregat akan lebih besar, dikarenakan dalam wadah baja yang di tumbuk agregat yang didalamnya menjadi padat dan rongga antar agregat semakin kecil sehingga diperoleh data yang lebih baik.
ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
Tujuan Percobaan
Menentukan distribusi ukuran partiket dari agregat halus dan kasar dengan uji saringan
Alat
- Timbangan dengan neraca ketelitian 0,2% dari berat benda uji
- Satu set saringan dengan ukuran:
Tabel Spesifikasi Saringan Agregat
Halus
Nomor
Saringan
|
Ukuran Lubang
|
Keterangan : berat minimum
Contoh : 2000 gr
|
|
mm
|
Inci
|
||
-
|
9,5
|
3/8
|
|
No. 4
|
4,75
|
-
|
|
No. 8
|
2,36
|
-
|
|
No. 16
|
1,18
|
-
|
|
No. 30
|
0,60
|
-
|
|
No. 50
|
0,003
|
-
|
|
No. 100
|
0,150
|
-
|
|
No. 200
|
0,075
|
-
|
Tabel Spesifikasi Saringan Agregat
Kasar
Nomor
Saringan
|
Ukuran Lubang
|
Keterangan : berat minimum
Contoh : 2000 gr
|
|
mm
|
Inci
|
||
-
|
25,4
|
1
|
|
-
|
19,0
|
3/4
|
|
-
|
9,5
|
3/8
|
|
No. 4
|
4,75
|
-
|
|
No. 8
|
2,36
|
-
|
|
No. 30
|
0,60
|
-
|
- Wadah
- Sekop
- Bahan
- Agregat halus dan kasar yang sudah dikeringkan
Prosedur
Agregat halus
1. Ambil contoh pasir sebanyak 500 gr.
4. Timbang agregat yang tertahan di setiap saringan
5. Timbang agregat yang ada di pan
Agregat kasar
1. Ambil contoh kerikil sebanyak 2000 gr.
4. Timbang agregat yang tertahan di setiap saringan.
5. Timbang agregat yang ada di pan.
Proses penimbangan agregat kasar yang lolos saringan ukuran 9,5 mm
Hasil Percobaan
Tabel Analisis Saringan Agregat
Halus
Ukuran
Saringan (mm)
|
Berat
Tertahan (gram)
|
Persentase
Tertahan
(%)
|
Persentase
Tertahan Kumulatif
(%)
|
Persentase
Lolos Kumulatif
(%)
|
SPEC ASTM
C33-90
|
|
9.5
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
|
4.75
|
0
|
0
|
0
|
100
|
95-100
|
|
2.36
|
54
|
10.8
|
10.8
|
89.2
|
80-100
|
|
1.18
|
159
|
31.8
|
42.6
|
57.4
|
50-85
|
|
0.6
|
167
|
33.4
|
76
|
24
|
25-60
|
|
0.3
|
74
|
14.8
|
90.8
|
9.2
|
10-30
|
|
0.15
|
38
|
7.6
|
98.4
|
1.6
|
2-10
|
|
0.075
|
7
|
1.4
|
99.8
|
0.2
|
||
PAN
|
1
|
0.2
|
100
|
0
|
||
Modulus
Kehalusan: 4,184
|
Tabel Analisis
Saringan Agregat Kasar
Ukuran
Saringan (mm)
|
Berat
Tertahan (gr)
|
Persentase
Tertahan
(%)
|
Persentase
Tertahan Kumulatif
(%)
|
Persentase
Lolos Kumulatif
(%)
|
SPEC ASTM
C33-90
|
|
25.4
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
|
19.0
|
229
|
11.45
|
11.45
|
88.55
|
||
9.5
|
1552
|
77.6
|
89.05
|
10.95
|
||
4.75
|
180
|
9
|
98.05
|
1.95
|
0-10
|
|
2.38
|
35
|
1.75
|
99.8
|
0.2
|
0-5
|
|
0.60
|
3
|
0.15
|
99.95
|
0.05
|
||
PAN
|
1
|
0.05
|
100
|
0
|
||
Modulus Kehalusan : 3.982
|
Tabel Rata – Rata Modulus
Kehalusan Agregat
Modulus kehalusan agregat kasar
|
Modulus kehalusan agregat Halus
|
||
Kelompok
A
|
2,98
|
Kelompok
A
|
4,18
|
Kelompok
B
|
2,066
|
Kelompok
B
|
3,96
|
Kelompok
C
|
2,84
|
Kelompok
C
|
4,12
|
RATA-RATA
|
2,96
|
RATA-RATA
|
4,09
|
Analisa
Pemeriksaan gradasi agregat dilakukan untuk mendapatkan nilai Modulus Kehalusan. Modulus kehalusan adalah suatu nilai yang digunakan untuk menjadi ukuran kehalusan atau kekasaran butir agregat. Semakin besar nilai Modulus Kehalusan, semakin besar butir butir agregatnya. Dari hasil percobaan, nilai Modulus Kehalusan Agregat halus adalah 4,09. Hal ini belum sesuai dengan syarat yakni diantara 1,5 - 3,8 sehingga depat disimpulkan bahwa agregat halus kurang baik bila digunakan sebagai material beton. Nilai Modulus Kehalusan Agregat Kasar adalah 2,963. Hal ini belu sesuai dengan syarat yakni diantara 6,5 - 7,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat kasar kurang baik bila digunakan sebagai material beton.
Kondisi ini tidak ideal karena kemungkinan terdapat kesalahan saat mengayak saringanm sehingga misalnya partikel yang seharusnya lolos saringan tidak bisa lolos karena tertahan partikel yang tidak lolos menutupi lubang saringan
PEMERIKSAAN KADAR ORGANIK DALAM AGREGAT HALUS
Tujuan
Pemeriksaan kadar organik pada agregat halus dimaksudkan untuk mengetahui kadar organik yang terkandung dalam agregat halus. Kandungan bahan organik yang melebihi batas yang diijinkan dalam agregat halus dapat mempengaruhi mutu beton yang direncenakan
Alat
- Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet atau gabus atau bahan penutup lainnya yang tidak beraksi terhadap NaOH. Volume gelas = 350 ml
- Standar warna (Organik Plate)
- Larutan NaOH 350 ml
Bahan
Pasir dengan volume 115 ml (1/3 volume botol)
Prosedur
- Masukkan pasir kedalam botol
- Tambahkan larutan NaOH 3% (3 gram NaOH dalam 97 ml air)
- Kocok botol tersebut lalu diamkan 24 jam
- Setelah 24 jam, bandingkan dengan warna No.3
Hasil Pengamatan
Warna air yang berada dalam botol berubah menjadi kuning dan bila dibandingkan dengan standar warna no. 3
Analisa
Warna larutan tidak menunjukan warna kuning pekat yang berarti pasir tersebut tidak mengandung bahan organik yang melebihi batas wajar yakni tidak melebihi warna No. 3 organik plate. Dengan demekian, agregat layak digunakan dalam mix design.
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT
Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan besarnya kadar air yang tergantung dalam agregat engan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat agregat dalam kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam persen. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi takaran air untuk adukan beton yang di sesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan.
Alat
- Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh
- Oven
- Talam logam tahan karat
Bahan
Contoh agregat kasar dan agregat halus 500 g
Prosedur
1. Benda uji dimasukkan kedalam talam. kemudian berat talam ditambah benda uji ditimbang. Berat dicatat sebagai W2.
Penimbangan agregat halus didalam talam.
Penimbangan agregat kasar di dalam talam
2. Berat benda uji dihitung dengan persamaan W3 = W2 - W1
3. Contoh benda uji dikeringkan bersama talam dalam oven pada suhu (110 +- 5) C hingga beratnya tetap
4. Setelah kering contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta talam (W4)
Berat agregat halus yang sudah di keringkan dalam oven ditimbang bersama talam menunjukkan angka 595 gram
Berat agregat kasar yang sudah dikeringkan dalam oven ditimbang bersama talam mennunjukkan angka 3255 gram
Hasil Pengamatan
Tabel Pemeriksaan Kadar Air
Agregat Halus
Observasi I / kelompok A
|
|
A.Berat wadah
|
149 gram
|
B. Berat wadah +
benda uji
|
1643 gram
|
C.Berat benda
uji (B-A)
|
1494 gram
|
D. Berat benda
uji kering
|
1334 gram
|
Kadar air :
|
11,994 % [KA1]
|
Observasi II/Kelompok C
|
|
A. Berat wadah
|
148 gram
|
B. Berat wadah + benda uji
|
1280 gram
|
C. Berat benda uji (B-A)
|
1132 gram
|
D. Berat benda uji kering
|
1020 gram
|
Kadar air :
|
10,98 % [KA2]
|
Kadar air rata – rata
|
11,487 %
|
Tabel
Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar
Observasi I/Kelompok A
|
|
A. Berat wadah
|
149 gram
|
B. Berat wadah +
benda uji
|
2267 gram
|
C. Berat benda
uji (B-A)
|
2118 gram
|
D. Berat benda
uji kering
|
1972 gram
|
Kadar air :
|
7,403 % [KA1]
|
Observasi II
|
|
A. Berat wadah
|
161 gram
|
B. Berat wadah +
benda uji
|
1280 gram
|
C. Berat benda
uji (B-A)
|
1081 gram
|
D. Berat benda
uji kering
|
1019 gram
|
Kadar air :
|
5,735 % [KA2]
|
Kadar air rata – rata
|
6,569 %
|
Analisa
Kadar air pada agregat kasar sebesar 6,569% sedangkan agregat halus sebesar 11,487%. Kadar air pada agregat halus lebih banyak dari pada kadar air pada agregat kasar. Hal itu disebabkan karena keadaan awal pasir yang ditempatkan diluar ruangan dalam keadaan lembap, sedangkan agregat kasar ditempatkan di wadah dalam ruangan dalam keadaan kering
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS
Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan besarnya (persentase) kadar lumpur dalam agregat halus yang digunakan sebagai campuran beton. Kandungan lumpur < 5% merupakan ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton.
Alat
- Gelas ukur
- Alat Pengaduk
Bahan
Pasir secukupnya dalam kondisi lapangan
Prosedur
- Contoh benda uji dimasukan kedalam gelas ukur
- Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur
- Gelas dikocok untuk mencuci agregat halus dari lumpur
- Simpan gelas pada tempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap setelah 24 jam
- Ukur tinggi pasir (V1) dan tinggi lumpur (V2)
Hasil Pengamatan
Volume Lumpur = 19 mL
Volume Pasir = 139 mL
Kadar Lumpur = 19/ (139+19) x 100 = 12,025%
Analisa
Kadar lumpur yang terdapat dalam pasir adalah 12,025%. Hal ini kurang baik dijadikan campuran mix design karena jumlah kadar lumpur > 5%.
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT
Agregat Halus
Tujuan
Menentukan specific gravity dan penyerapan agregat halus. Dari specific gravity dapat menentukan nilai bulk specific gravity, bulk specific gravity SSD, atau apparent specific gravity.
Alat
- Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram atau kurang yang mempunyai kapasistas minimum sebesar 5000 gram atau lebih
- Kerangjang besi dengan diameter 203,2 mm (8") dan tinggi 63,5 mm (2,5")
- Alat penggantung keranjang
- Oven
- Handuk atau kain pel
Bahan
Agregat Halus 500 gram
Prosedur
1. Agregat halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi kering dengan indikasi contoh tercurah dengan baik.
2. Sebagian dari contoh dimasukkan dalam metal sand cone mold. Benda uji didapadatkan dengan tongkat pemadat. Jumlah tumbukan adalah 8 kali. kondisi SSD diperoleh jika cetakan diangkat, butir butir pasir longsor / runtuh
3. contoh agregat halus sebesar 500 gram dimasukan kedalam piknometer. Kemudia piknometer diisi dengan air sampai 90% penuh
4. Pisahkan benda uji dari pikno meter dan keringkan pada suhu (212 +- 130) F. Langkah ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam
5. Timbang berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperatur (73,4 +- 3) F dengan ketelitian 0,1 gram
Hasil Pengamatan
Tabel Penentuan
Specific Gravity Agregat Halus
Observasi I/ Kelompok A
|
|
A.
Berat Piknometer
|
171 gram
|
B.
Berat contoh kondisi SSD
|
500 gram
|
C.
Berat piknometer + air + contoh SSD
|
955 gram
|
D.
Berat piknometer + air
|
669 gram
|
E.
Berat contoh kering
|
454 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
2,70 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,12 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,336 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
10,132 %
|
Observasi II/Kelompok B
|
|
A.
Berat Piknometer
|
171 gram
|
B.
Berat contoh kondisi SSD
|
500 gram
|
C.
Berat piknometer + air + contoh SSD
|
954 gram
|
D.
Berat piknometer + air
|
669 gram
|
E.
Berat contoh kering
|
456 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
2,67%
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,12%
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,33 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
9,65 %
|
Observasi II/Kelompok C
|
|
A.
Berat Piknometer
|
171 gram
|
B.
Berat contoh kondisi SSD
|
500 gram
|
C.
Berat piknometer + air + contoh SSD
|
957 gram
|
D.
Berat piknometer + air
|
668 gram
|
E.
Berat contoh kering
|
425 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
3,125 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,014 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,3697 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
17,65 %
|
RATA-RATA
|
|
Apparent Spesific Gravity :
|
2,83%
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,0846%
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,3431%
|
Persentase Absorpsi Air :
|
12,4767%
|
Analisa
Dari hasil percobaan agregat halus, didapat Apprent Specific Gravity sebesar 2,83%, BSG saat kering 2,0846%, BSG saat SSD sebesar 2,3431%, dan presentase absorpsi air sebesar 12,4767%. Data tersebut digunakan untuk menghitung berat koreksi agregat kasar dalam mix concrete design.
Agregat Kasar
Tujuan
Pemeriksaan ini untuk menentukan specific gravity dan penyerapan agregat kasar. Dari specific gravity dapat menentukan nilai bulk specific gravity SSD, atau apparent specific gravity.
Alat
- Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram dan kapasitas 5000 gram
- Kerangjang besi dengan diameter 203,2 mm (8") dan tinggi 63,5 mm (2,5")
- Alat penggantung keranjang
- Oven
- Handuk atau kain pel
Bahan
Agregat Kasar 500 gram
Prosedur
1. Benda uji direndam selama 24 jam
2. Benda digulung dengan handuk, sehingga air di permukaan habis, tetapi harus masih tampak lembab (kondisi SSD), kemudian timbang benda uji.
3. Benda uji dimasukkan kedalam kerangjang dan rendam kembali kedalam air.
4. Keringkan benda uji pada temperatur , kemudian didinginkan dan ditimbang.
Hasil Pengamatan
Tabel Penentuan
Specific Gravity Agregat Kasar
Observasi I/ Kelompok A
|
|
A.
Berat SSD
|
300 gram
|
B.
Berat contoh
dalam air
|
1949,5 gram
|
C.
Berat contoh kering di udara
|
2890 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
3,072 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,751 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,855 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
3,81 %
|
Observasi II/Kelompok B
|
|
A.
Berat SSD
|
2710 gram
|
B.
Berat contoh
dalam air
|
1691,5 gram
|
C.
Berat contoh kering di udara
|
2652 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
3,072%
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,751%
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,855%
|
Persentase Absorpsi Air :
|
3,81%
|
Observasi II/Kelompok C
|
|
A.
Berat SSD
|
2789 gram
|
B.
Berat contoh
dalam air
|
1713,5 gram
|
C.
Berat contoh kering di udara
|
2677 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
2,76 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,60 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,66 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
2,19 %
|
RATA-RATA
|
|
Apparent Spesific Gravity :
|
2,87%
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,617%
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,706%
|
Persentase Absorpsi Air :
|
3,33%
|
Analisa
Dari hasil percobaan untuk agregat kasar, didapat Apparent Specific Gravity sebesar 2,87%; BSG saat kering sebesar 2,617%; dan presentase absorpsi air sebesar 3,33%. Data tersebut digunakan untuk menghitung berat koreksi agregat kasar dalam mix concrete design.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar